Imam Nasser Muhammad Al-Yamani
08 - 05 - 1435 H
09-03-2014 Masehi
05:38 pagi
[Untuk mengikuti tautan ke pos asli pernyataan]
https://albushra-islamia.com/showthread.php?p=135132
_____
Bayan Tentang Dua Makna "Patah Hati" (Khasrotan) Dalam Muhkam Qur'an Untuk Seluruh Manusia Dan Jin
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada para Nabi dan Rasul Allah beserta keluarganya yang baik dari yang pertama sampai penutupnya Muhammad utusan Allah. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah ke atas beliau dan para utusan Allah sebelum beliau, kami tidak membeda-bedakan siapa pun dari utusan-utusannya dan kami tunduk kepada-Nya, amma ba'du..
Wahai kekasihku dalam cinta Allah (Mujtahid al haq), saya melihat Anda berdebat dengan para pendukung (Anshar) yang haq, dan Anda melawan mereka dengan sebuah jihad besar yang batil dan Anda membuat pertanyaan Anda kadang-kadang seolah-olah logis dalam penampilan penanya. Maka wajib bagi kami untuk menegakkan argumen terhadap Anda dari argumen yang memiliki otoritas dari Allah terhadap Anda melalui Al-Qur'an yang agung, dan kami berjihad terhadap Anda dengan jihad yang besar.
Dan saya melihat banyak ulama Muslim telah menjadikan kata "patah hati" sebagai bahasa dan istilah yang hanya memiliki satu makna, yaitu "penyesalan", oleh karena itu mereka mengingkari fatwa Allah dalam Kitab-Nya yang tegas tentang patah hati yang bersifat kesedihan dalam diri-Nya bagi hamba-hamba-Nya dalam firman Allah Ta'ala:
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ ﴿29﴾ يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ﴿30﴾ أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿31﴾ وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿32﴾
صدق الله العظيم [يس].
Kemudian Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani menjawab semua penanya dan saya berkata: Wahai orang-orang yang beriman kepada Tuhan semesta alam, yang benar-benar Maha Penyayang dari para penyayang dan wahai orang-orang yang beriman pada Kitab-Nya Al-Qur'an yang agung, teruntuk kalian, inilah penjelasan-penjelasan yang benar, sungguh saya tidak mengatakan tentang Allah kecuali kebenaran, dan pertama-tama kami menegakkan bayan/keterangan bagi kata patah hati (khasrotan) dalam Al-Qur'an yang agung, yang kami simpulkan untuk Anda dari muhkam quran bahwa patah hati dalam diri adalah patah hati karena penyesalan ataupun patah hati karena kesedihan. Dan kami hadirkan bukti nyata untuk menjelaskan patah hati dalam diri, baik itu patah hati penyesalan ataupun patah hati kesedihan.
Dan kita mulai dengan bukti patah hati penyesalan. Maka Anda menemukannya dalam Kitab Allah yang menentukan dalam firman Allah Yang Maha Tinggi:
أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّـهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ ﴿٥٦﴾
صدق الله العظيم [الزمر].
Maka ini adalah patah hati penyesalan dalam diri mereka atas apa yang mereka abaikan di sisi Tuhan mereka, dan patah hati penyesalan datang dalam diri mereka setelah Allah membinasakan mereka dengan azab-Nya dan mereka mengetahui bahwa mereka telah mendustakan Utusan Sejati Tuhan mereka. Maka muncul patah hati penyesalan dalam diri mereka atas kekufuran mereka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Menegaskan firman Allah Ta'ala:
قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ لَيُصْبِحُنَّ نَادِمِينَ (40) فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ بالحقّ فَجَعَلْنَاهُمْ غُثَاء فَبُعْداً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (41)
صدق الله العظيم [المؤمنون].
Kemudian kita sampai pada penjelasan tentang patah hati kesedihan dan penyesalan dalam diri untuk orang lain. Maka kita menemukannya dalam firman Allah Yang Mahatinggi:
فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
صدق الله العظيم [فاطر:8].
Sungguh, patah hati dalam diri bagi orang lain berarti kesedihan dan duka. Menegaskan bagi firman Allah Yang Maha Tinggi:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
صدق الله العظيم [الكهف:6].
Dan sebagai contoh, patah hati Nabi Allah, Yakub, atas putranya Yusuf, semoga berkah dan damai menyertai mereka, adalah patah hati kesedihan dan duka atas kehilangan putranya. Dan Allah Yang Maha Tinggi berfirman:
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
صدق الله العظيم [يوسف:84].
Demikian pula kesedihan Allah atas hamba-hamba-Nya, sesungguhnya itu kesedihan di dalam Diri Allah atas hamba-hamba-Nya setelah teriakan itu menguasai mereka.Allah Ta'ala berfirman:
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ ﴿29﴾ يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ﴿30﴾ أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿31﴾ وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿32﴾
صدق الله العظيم [يس].
Dan menjadi jelas bagi penanya bahwa patah hati dalam Al Quran yang menentukan mengandung dua penjelasan/maksud, baik patah hati dalam diri sebagai penyesalan, atau patah hati dalam diri sebagai kesedihan bagi orang lain.
Maka jelaslah bagimu penjelasan tentang patah hati para hamba dalam diri mereka ketika menyesali apa yang mereka lalaikan di sisi Tuhannya hingga mereka merugi dan di Neraka selama-lamanya kecuali apa yang Allah kehendaki, dan juga menjadi jelas bagi para penanya tentang patah hati Allah atas hamba-hamba-Nya bahwa itu adalah dukacita pada Diri-Nya bagi mereka. Pembenaran bagi fatwa Allah dalam Kitab-Nya yang menentukan, Al-Qur'an Agung dalam firman-Nya Yang Maha Tinggi:
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ ﴿29﴾ يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ﴿30﴾ أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿31﴾ وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿32﴾
صدق الله العظيم [يس]
Bukankan kebenaran telah jelas bagimu dari kebatilan, hai kekasihku karena Allah, Mujtahid al Haq? Dan kesabaran atasmu itu indah, dan kami tunjukkan jalan yang paling membimbing dan yang paling lurus bagimu. Dan kami perintahkan untuk membuka keanggotaan Mujtahid al Haq (dari blokade) sementara waktu untuk menanggapi pernyataan kami tentang dua makna patah hati dalam Al-Qur'an yang menentukan. Dan damai bagi para Rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Barangkali Mujtahid al Haq ingin mengatakan: “Wahai Nasser Muhammad Al-Yamani, mari kita asumsikan bahwa Anda telah menegakkan hujah/argumen ke atas Mujtahid Al Haq dengan Kebenaran dalam menjelaskan dua makna penyesalan dalam muhkam Qur'an bahwa itu adalah patah hati penyesalan dalam diri manusia atas apa yang dia lakukan ataupun itu adalah patah hati kesedihan dalam diri atas apa yang menimpa orang lain, dan pertanyaannya adalah wahai Nasser Muhammad: Bukankah ini berarti bahwa Allah akan terus menerus dalam kesedihan-Nya atas hamba-hamba-Nya yang disiksa di api neraka?”
Kemudian Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani menjawab semua penanya dan saya berkata: Ya, demi Allah, sesungguhnya Tuhanku bersedih karena hamba-hamba-Nya yang menyesal atas apa yang mereka abaikan di sisi Tuhan mereka; bahkan telah berduka untuk mereka selama ribuan tahun sejak saat penyesalan mereka atas apa yang mereka lalaikan di sisi Tuhan mereka; Sesungguhnya kesedihan Allah atas mereka lebih besar dari kesedihan seorang ibu terhadap anaknya ketika sang ibu melihatnya berteriak di api neraka, sekalipun sang anak tidak mentaatinya selama seribu tahun, maka kesedihannya atas anaknya adalah kesedihan yang besar karena adanya belas kasihan di hati sang ibu untuk anaknya; Sesungguhnya kesedihan Allah lebih besar bagi hamba-Nya dan Dia Maha Penyayang dari semua yang penyayang! Bahkan sekalipun mereka masih juga menganiaya diri mereka sendiri dengan berputus asa dari rahmat Tuhan mereka.
Sampai di sini orang-orang berakal berdiri sejenak untuk berpikir mendalam dengan akal dan logika, lalu salah satu dari mereka berkata: “Wahai Nasser Mohammad, selama jelas bagi kami betapa besar duka Allah atas hamba-hamba-Nya yang menganiaya diri sendiri, lalu mengapa Allah menciptakan kita?”
Kemudian Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani membalasnya dan saya berkata: Anda menemukan jawabannya dalam Kitab yang menentukan dalam firman Allah Yang Maha Tinggi:
وَمَا خَلَقْت الجنّ وَالْإِنْس إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
صدق الله العظيم [الذاريات:56].
Sehingga mereka menyingsingkan lengan baju untuk meraih hidayah bagi umat agar mereka bersyukur. Maka mereka berjuang untuk mulai mewujudkan tujuan dari keridhaan Diri Tuhannya, kemudian pemilik pengetahuan Al Kitab menjawab para ulul albab, dan saya berkata: Maka jika demikian yang Anda lakukan, maka berarti Anda telah mengambil keridhaan Yang Maha Penyayang sebagai tujuan, dan Anda berusaha untuk mencapai tujuan yang berlawanan dari tujuan orang-orang yang marah kepada mereka dari setan jin dan manusia. Jadi, syaitan jin dan syaitan manusia memiliki tujuan dalam Diri Yang Maha Penyayang, sama seperti Anda memiliki tujuan dalam Diri Yang Maha Penyayang. Adapun tujuan setan pada Diri Allah adalah untuk mencapai murka Allah ke atas semua hamba-Nya dan mereka membenci keridhaan-Nya. Maka dari itu setan jin dan manusia tidak puas dengan murka Allah cukup atas mereka sendiri saja; bahkan mereka berusaha untuk mencapai murka Allah atas semua hamba-Nya. Dan karena setan jin dan manusia tahu bahwa Allah Yang Maha Esa berfirman:
إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
[الزمر:7]
Maka setan dan rombongannya berusaha dengan segala cara dan upaya untuk mencapai tujuan di dalam Diri Tuhannya yaitu kemurkaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Dan jalan setan dan rombongannya untuk mencapai tujuan itu adalah dengan membuat agar hamba-hamba Allah tidak bersyukur. Maka Allah menjelaskan kepada Anda tujuan Setan dalam Diri Yang Maha Penyayang dalam kisah-kisah Alquran:
{ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)}
صدق الله العظيم [الأعراف].
Jadi, setan berusaha menyesatkan para hamba agar mereka tidak bersyukur; sehingga Allah tidak ridha kepada mereka, dan setan akan menyeru mereka kepada kekafiran, karena Allah tidak menerima kekufuran bagi hamba-hamba-Nya. Menegaskan firman Allah Ta'ala:
إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
صدق الله العظيم [الزمر:7].
Wahai para ulama umat, aku bertanya kepadamu demi Allah Yang Maha Agung siapakah yang akan menghidupkan kembali tulang belulang yang telah hancur terurai, selain Penguasa langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, dan Penguasa Arsy yang agung? maka apakah kamu melihat Imam Nasser Mohammad Al-Yamani berada pada kepalsuan karena ia berusaha untuk mencapai tujuan yang berlawanan dengan tujuan setan dalam Diri Tuhan mereka? Segala puji bagi Allah yang telah mendukung saya dengan orang-orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai-Nya sementara saya tidak mengenal mereka dan mata saya tidak melihat banyak dari mereka. Jadi dengarkan fatwa saya yang berulang tentang mereka:
Aku bersumpah demi Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia dan tidak ada Tuhan selain Dia, bahwa Tuhan mereka tidak akan menyenangkan mereka dengan Kerajaan Syurga, yang seluas langit dan bumi, sampai Dia ridha/senang.
Barangkali salah satu penanya ingin mengatakan: “Wahai Nasser Muhammad, selama kesedihan pada Diri Allah bagi hamba-hamba-Nya yang terhukum, selain setan, menjadi nyata bagi kami, maka mau tidak mau kesedihan pada Diri Allah akan terus berlanjut ke atas mereka selama mereka menangis di api neraka, dan kesedihan tidak akan hilang dari Diri Allah sampai Allah mengeluarkan mereka dari Neraka-Nya sehingga Dia akan memasukkan mereka ke Syurga-Nya, dan pertanyaannya adalah wahai Nasser Muhammad: Apakah ini akan terwujud setelah orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri merasakan akibat buruk dari perbuatan mereka, tanpa ketidakadilan, sementara mereka dikutuk selama-lamanya di penjara neraka?”. Maka kami cukup membalasnya dengan jawaban dalam muhkam Kitab dari Allah secara langsung, Allah Ta'ala berfirman:
فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ ﴿١٠٥﴾ فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ﴿١٠٦﴾ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ ﴿١٠٧﴾
صدق الله العظيم [هود].
Barangkali para ulama Muslim, Nasrani, dan Yahudi ingin mengatakan: “Wahai Nasser Muhammad, apakah pada ummat ini ada hamba-hamba Allah yang tidak puas/senang dengan kerajaan Syurga yang seluas Langit dan Bumi, dikarenakan mereka tidak akan ridha sampai keridhaan Diri Tuhan mereka terpenuhi!” Kemudian Imam Mahdi memberikan fatwa kepada penanya dan saya berkata: Saya bersumpah demi Dia yang menurunkan Kitab dan membuat awan bergerak dan mengalahkan pihak-pihak, bahwa pada ummat ini ada orang-orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai-Nya. Mereka tidak akan senang dengan Syurga kebahagiaan dan keindahan murni (para bidadari) sampai terpenuhi keridhaan Diri Kekasih mereka -Allah Yang Maha Penyayang dari para penyayang-. Dan setiap orang yang termasuk di antara mereka yang dicintai Allah dan mereka mencintai-Nya akan mengetahui hakikat ini dalam diri mereka sendiri. Merekalah orang-orang yang yakin bahwa Nasser Mohammad Al-Yamani adalah benar-benar Mahdi yang Dinanti tanpa prasangka ataupun kesangsian, karena dia telah mengajarkan mereka kebenaran Nama Allah Yang Teragung, sehingga mereka menemukan Nama itu benar-benar sifat keridhaan Allah atas hamba-hamba-Nya, sehingga mereka melihat bahwa terpenuhinya ridha Allah atas hamba-hamba-Nya adalah kebahagiaan yang lebih besar dari Syurga-Nya, tanpa sangkaan ataupun keraguan. Pembenaran bagi firman Allah Ta'ala:
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (72)
صدق الله العظيم [التوبة].
Mungkin salah satu penanya ingin mengatakan: “Apakah orang-orang ini maksum dari dosa?” Kemudian Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani menjawab pertanyaan tentang mereka dan saya berkata: Sebenarnya mereka sama seperti Imam mereka, mungkin tangan malaikat Atid lelah karena banyaknya dosa-dosa mereka, tetapi Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.
Semoga keselamatan tercurah bagi para utusan, dan segala puji hanya bagi Allah.
Saudaramu;
Imam Mahdi Nasser Mohammed Al Yamani.
__________
Penerjemah:
Turwidi Buang
Editor:
Chilmi Hasbullah